Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa (Studi Kasus pada Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran Solo)
Main Article Content
Abstract
Tradisi Malam Satu Suro merupakan perayaan awal bulan Sura yang menjadi awal Tahun baru dalam kalender Jawa. Perayaan Malam Satu Suro ini menjadi tradisi yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam. Malam Satu Suro selalu identik dengan hal yang mistis karena dipercayai bahwa malam tersebut pintu alam gaib akan terbuka dan roh-roh nenek moyang akan hadir.Tiga pusat budaya Jawa, yaitu Keraton Kasultanan Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran, memperingati Malam Satu Suro di Tanah Jawa. Peneliti menggunakan Metode Kualitatif dengan Pendekatan Studi Kasus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat kegiatan komunikasi yang dilakukan yaitu 1. Komunikasi Ritual sebagai fungsi manusia sebagai pemenuhan jati diri dan 2. Komunikasi Intrapersonal sebagai hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan penciptanya (Tuhan). Tradisi Malam Satu Suro yang dilakukan di Keraton Kasultanan Yogyakarta, yaitu Mubeng Benteng, Jamasan Pusaka / Ngumbah Keris, Sedekah Laut, kemudian di Keraton Surakarta yaitu hanya Kirab Kebo Bule, dan di Pura Mangkunegaran Solo yaitu Mubeng Benteng, Kirab Kebo Bule dan Kirab Pusaka Dalem.
Downloads
Article Details
Abstract views: 572 / PDF downloads: 938