COMPEDIART https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe <p style="text-align: justify;"><strong>pISSN. -<br />eISSN. -<br /></strong><span id="result_box" lang="en">The Journal <strong>COMPEDIART</strong> was established with the objective of providing a platform for the academic contributions of both Lecturers and Students, encompassing theoretical insights and research findings, including those derived from library research. The aspiration behind this journal is to enhance the dissemination of knowledge and the exchange of scholarly information, particularly focusing on academic papers and research that could serve as valuable references for national development and progress.<br /><strong><br /></strong><strong>COMPEDIART</strong> is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Permissions outside the scope of this license can be found at <a href="https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/compe/index"><strong>COMPEDIART</strong>(ubd.ac.id)</a><strong><br /><a href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br /><a href="https://owncloud.buddhidharma.ac.id/index.php/s/LwUKi3QWg4dNw44">Download Template</a><br /><a href="https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/compe/submissions">Submit Article</a></strong><br /></span></p> Fakultas Sosial Humaniora - Universitas Buddhi Dharma en-US COMPEDIART Indonesia’s Social Media Landscape: Youtube, Instagram, and Linkedin https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2914 <p>About 150 million Indonesians are currently online on social media–in other words, 56% of the country’s massive population. Indonesia has one of the largest digital audiences in the world, which is good news for businesses who plan to market their offerings through social media. Social media has become an integral part of people’s lives and daily routines. For individuals, social media is used to keep in touch with friends and extended family. Some people will use various social media applications to network career opportunities, find people across the globe with like interests, and share their thought, feelings, insight, and emotions. Those who engage in these activities are part of a virtual social network. This research is discussed about Indonesia’s social media landscape: Instagram, Youtube, Twitter and Linkedin. This research describes how Indonesia’s social media landscape consuming social media for your life, career, and relationship. Literature review are using theory of interpersonal communication, new media, and social media. Data was collected by books, journals and articles. </p> Alfian Pratama Copyright (c) 2024 COMPEDIART 2024-03-29 2024-03-29 1 1 1 12 Keunikan Upacara dan Adat Istiadat Bali https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2913 <p>Pulau Bali, terkenal dengan kekayaan budayanya, merupakan magnet yang kuat bagi wisatawan, baik lokal maupun internasional. Budaya Bali yang kental dan autentik tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari penduduknya, terutama dalam pelaksanaan ritual dan upacara adat yang beragam. Masyarakat Bali dengan penuh kesungguhan menjaga tradisi leluhur mereka melalui pelaksanaan upacara-upacara keagamaan dan adat yang tak hanya menjadi bagian dari kehidupan mereka, tetapi juga sebagai sarana pemersatu sosial dan transmisi budaya antargenerasi. Upacara keagamaan di Bali, sering kali dirayakan dengan pomp dan keceriaan, merupakan pemandangan yang memikat para wisatawan. Setiap aspek dari upacara ini, mulai dari pakaian tradisional yang warna-warni, tata rias yang rumit, hingga penampilan tarian sakral dan musik gamelan, berkontribusi pada estetika yang menggoda dan mendalam. Upacara seperti Nyepi, Galungan, dan Kuningan, adalah contoh bagaimana ritual keagamaan bisa menjadi titik temu antara devosi spiritual dan perayaan budaya yang dapat diakses dan dinikmati oleh semua orang, termasuk pengunjung dari luar. Jurnal ini mendalami bagaimana keunikan upacara dan adat istiadat di Bali tidak hanya bertahan dalam menghadapi modernisasi, tapi juga berkembang sebagai daya tarik utama bagi industri pariwisata, menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi, khususnya melalui sektor pariwisata, dengan kehadiran wisatawan yang datang ke Bali untuk menyaksikan dan bahkan berpartisipasi dalam upacara ini, memberikan dampak ekonomi yang signifikan dan membantu mengukuhkan identitas budaya Bali di panggung dunia.</p> Widhia Seni Handayani Copyright (c) 2024 COMPEDIART 2024-03-29 2024-03-29 1 1 13 27 Penggunaan Media Sosial Instagram @antidotstudios Sebagai Media Publikasi dalam Membangun Brand Awareness kepada Konsumen https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2910 <p>Perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi mengadaptasikan banyak dari para pembisnis untuk menggunakan media sosial dalam membantu kegiatan dari operasional bisnis usahanya. Meskipun demikian, adanya hal ini juga tentu dapat menimbulkan sebuah persaingan antara sesama para pembisnis dalam memasarkan ataupun mempromosikan produk bisnis usahanya, dan sehingga dibutuhkan sebuah kekuatan oleh para pembisnis dalam membangun kesadaran merek kepada konsumen, agar guna dapat tetap bersaing dengan para kompetitor lainnya. Pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penggunaan media sosial Instagram @antidotstudios sebagai media atau alat publikasi dalam upaya untuk membangun kesadaran merek kepada konsumen. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penggunaan media sosial Instagram yang dilakukan oleh @antidotstudios sebagai media atau alat publikasi dalam memasarkan ataupun mempromosikan produknya, telah berhasil dalam membangun kesadaran merek kepada konsumennya, di mana kesadaran merek yang sudah diperoleh telah mencapai pada tingkat <em>brand recognition</em> dan <em>brand recall</em>.</p> Rudi Suryadi Wardiana Copyright (c) 2024 COMPEDIART 2024-03-29 2024-03-29 1 1 28 34 Analisa Strategi Pemasaran Electronic Word of Mouth (E-Wom) Film “Agak Laen” dalam Menarik Minat Penonton https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2908 <p>Industri perfilman mengalami dampak signifikan dari pandemi, terutama pada sisi produksi dan pertunjukan di bioskop. Namun, sejak kebangkitan yang dipicu oleh "Petualangan Sherina" pada tahun 2000 oleh Riri Riza dan Mira Lesmana, banyak sineas muda bermunculan dengan karya-karya inovatif. Joko Anwar dengan "Pengabdi Setan", Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dengan film-film nasionalis, serta terbaru adalah Ernest Prakarsa dan Muhadly Acho yang mengambil langkah dari komedi stand-up ke dunia perfilman. Film mereka, "Agak Laen", sebuah komedi horor, telah mencetak rekor dengan 8 juta penonton, menunjukkan kekuatan besar dari kombinasi horor dan komedi. Film ini, yang diperankan oleh empat komika sekaligus <em>podcaster</em>—Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion Rajagukguk—menceritakan tentang upaya mereka mengelola rumah hantu untuk bertahan hidup. Pendekatan pemasaran yang digunakan sangat mengandalkan <em>E-WOM</em> (<em>Electronic Word of Mouth</em>), menunjukkan pentingnya omongan digital dalam menarik minat penonton. Penelitian ini mengeksplorasi strategi pemasaran tersebut melalui studi kasus yang bersifat deskriptif, memperlihatkan bagaimana kekuatan sosial media dan hubungan personal antar pemain yang sudah berteman dekat menjadi aset penting dalam pemasaran film. Strategi ini tidak hanya menghasilkan angka penonton yang fantastis tapi juga membuka wawasan baru dalam pemasaran film, khususnya dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di era digital.</p> Sello Satrio Copyright (c) 2024 COMPEDIART 2024-03-29 2024-03-29 1 1 35 43 Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa (Studi Kasus pada Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran Solo) https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2904 <p>Tradisi Malam Satu Suro merupakan perayaan awal bulan Sura yang menjadi awal Tahun baru dalam kalender Jawa. Perayaan Malam Satu Suro ini menjadi tradisi yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam. Malam Satu Suro selalu identik dengan hal yang mistis karena dipercayai bahwa malam tersebut pintu alam gaib akan terbuka dan roh-roh nenek moyang akan hadir.Tiga pusat budaya Jawa, yaitu Keraton Kasultanan Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran, memperingati Malam Satu Suro di Tanah Jawa. Peneliti menggunakan Metode Kualitatif dengan Pendekatan Studi Kasus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat kegiatan komunikasi yang dilakukan yaitu 1. Komunikasi Ritual sebagai fungsi manusia sebagai pemenuhan jati diri dan 2. Komunikasi Intrapersonal sebagai hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan penciptanya (Tuhan). Tradisi Malam Satu Suro yang dilakukan di Keraton Kasultanan Yogyakarta, yaitu Mubeng Benteng, Jamasan Pusaka / Ngumbah Keris, Sedekah Laut, kemudian di Keraton Surakarta yaitu hanya Kirab Kebo Bule, dan di Pura Mangkunegaran Solo yaitu Mubeng Benteng, Kirab Kebo Bule dan Kirab Pusaka Dalem.</p> Galuh Kusuma Hapsari Copyright (c) 2024 COMPEDIART 2024-03-29 2024-03-29 1 1 44 52