Penerapan Blue Economy Pada Pendapatan Sektor Wisata Hutan Mangrove Surabaya

Authors

  • Ataina Rusyda Fauziah Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Teguh Adi Priansyah Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Paulino Da Costa Ferreira Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Maria Yovita. R. Pandin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.31253/aktek.v16i1.3126

Keywords:

Penerapan Ekonomi Biru, Pendapatan, Wisata, Hutan Mangrove Surabaya

Abstract

Konsep ekonomi biru memiliki focus utama yaitu pada pemanfataan sumber daya laut secara berkelanjutan yang dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Konsep dari ekonomi biru menekankan hubungan antara kegiatan sectoral karena dampaknya terhadap sumber daya laut dan kebutuhan akan kedekatan manajemen terpadu. Pendekatan ini juga termasuk dalam perencanaan untuk tatat ruang laut untuk mengelola trade-off lintas sector, menggunakan konsultasi dengan berbagai pihak berwenang dan peningkatan data, serta memperhitungkan modal alam untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, dan pembiayaan biru/blue financing. Pelaksanaan ekonomi biru ini juga dapat menjadi suatu profit sendiri untuk suatu wilayah yang memiliki ruang besar dalam sector maritim. Pelaksanaan ekonomi biru di Indonesia ternyata dapat dilaksanakan pada salah satu hutan mangrove terbesar di Surabaya. Hutan mangrove Wonorejo ini mulanya adalah hutan mangrove liar. Dalam artikel ini metode yang digunakan oleh penulis untuk penelitian adalah metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa wisata hutan mangrove Surabaya tidak menerapkan ekonomi biru sehingga tidak mendapatkan hasil tambahan yang seharusnya bisa didapatkan apabila ekonomi biru diterapkan.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2024-07-26

How to Cite

Fauziah, A. R., Priansyah, T. A., Ferreira, P. D. C., & Pandin, M. Y. R. (2024). Penerapan Blue Economy Pada Pendapatan Sektor Wisata Hutan Mangrove Surabaya. AKUNTOTEKNOLOGI, 16(1), 109–118. https://doi.org/10.31253/aktek.v16i1.3126