PENERAPAN BLUE ECONOMY PADA PENDAPATAN SEKTOR WISATA HUTAN MANGROVE SURABAYA
DOI:
https://doi.org/10.31253/aktek.v16i1.3126Kata Kunci:
Penerapan, Ekonomi biru, Pendapatan, Wisata, Hutan Mangrove SurabayaAbstrak
Konsep "ekonomi biru" memiliki fokus utama yaitu pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan yang dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Konsep dari ekonomi biru menekankan hubungan antara kegiatan sektoral karena dampaknya terhadap sumber daya laut dan kebutuhan akan pendekatan manajemen terpadu. Pendekatan ini juga termasuk dalam perencanaan untuk tata ruang laut untuk mengelola trade-off lintas sektor, menggunakan konsultasi dengan berbagai pihak berwenang dan peningkatan data, serta memperhitungkan modal alam untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, dan 'pembiayaan biru'/’blue financing’. Pelaksanaan ekonomi biru ini juga dapat menjadi suatu profit sendiri untuk suatu wilayah yang memiliki ruang besar dalam sektor maritim. Pelaksanaan ekonomi biru di Indonesia ini ternyata dapat dilaksanakan pada salah satu hutan mangrove yang berada di Surabaya. Hutan mangrove Wonorejo Surabaya merupakan salah satu hutan mangrove terbesar di Surabaya. Hutan mangrove Wonorejo ini mulanya adalah hutan mangrove liar. Dalam artikel ini metode yang digunakan oleh penulis untuk penelitian adalah metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa wisata hutan mangrove Surabaya tidak menerapkan ekonomi biru sehingga tidak mendapatkan hasil tambahan yang seharusnya bisa didapatkan apabila ekonomi biru diterapkan.